Dari Hari Santri Hingga Hari Pahlawan Nasional
Friday, January 26, 2018
Add Comment
tetapi benar-benar didukung oleh
kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah
bangsa kita sendiri”.
(Prof. Moh. Yamin)
Demikian
agung yang disampaikan oleh Prof.
Moh.Yamin, pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang
sudah hampir satu abad dan Indonesia masih belum lahir dan merdeka.
Sebab
itu, Moh. Yamin sangat tepat mengatakan bahwa sejarah adalah api yang
memercikkan semangat kemerdekaan Indonesia hingga terbebas dari serangan
Sekutu. Nampaknya Moh. Yamin sudah memperediksi bahwa bagian fragmen sejarah
tentang kemerdekaan Indonesia selalu mengandung kontradiksi dan penuh dengan
kongkalingkong politik dan kepentingan kelompok. Misalkan saja, banyak dari
kaum sarungan yang termarginalkan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, dan hari
ini (tepat pada Hari Pahlawan Nasional) banyak kalangan santri sudah mulai
dilupakan dan dilucutkan perannya.
Jika
berbicara sejarah perjuangan dan semangat jihat yang menyulut para pahlawan
nasional untuk berperang melawan tentara Sekutu, pada tanggal, 10 November maka
santri tak boleh dihilangkan. Pada konstelasi inilah banyak santri tidak banyak
tau tentang hari heroik itu, bahwa hari santri adalah kepangjangan tangan dari
hari pahlawan.
Seharusnya,
meminjam bahasa Moh. Yamin Indonesia bangga memiliki para kiai dan santri,
karena merekalah yang mencurahkan dan mencucurkan darahnya untuk membela
negara.
Hari
ini, apa yang telah diperbuat santri
untuk memperingati jasa-jasa para kiai dan santri. Apaka mereka sebatas
ber-ongkang-ongkang dan gagah-gagahan bersulang kemesraan dengan sejarah tanpa
mau mengambil hikmah yang tersirat di balik historis perjuangan yang
berdarah-darah itu.
Maka
pada hari itu, ketika Bung Tomo memekikkan semangat jihat melawan tentara
Ingris di Surabaya pada 10 November 1945, maka dengan sekaligus menjadi tanda
kemenangan akan kebangkitan Indonesia dari penjajahan atau kolonialisme.
Indonesia terbebas karena semangat juang bambu runcing yang dikobarkan oleh
kiai, artinya Indonesia terbebas karena ada satu tiang besar yang bernama kiai
dan pondok pesantren.
Selamat
Hari Pahlawlan Nasional, jasamu hari ini membelaki kami untuk terus bergerak
melangkah untuk mencontoh bahkan terus akan mencoba melahirkan orang-orang
seperti mereka, sebut KH. Hasyim Asy'ari, KH. Waham Chasbullah, Bung Tomu, K.
Abbas, dan yang lainnya.
Selamat
Hari Pahlawan Nasional, jasamu hari ini bukan sekadar diperingati atau
dipajangkan dengan kegiatan-kegiatan yang nampak seremonial; banyak
mementingkan wacana ketimbang tindakan nyata, banyak mencaci ketimbang
memperbaiki, banyak menyulut kemarahan ketimbang kedamaian.
Selamat
Hari Pahlawan Nasioanal, hari ini kami anak-anak pesantren akan terus mengenang
nama kalian yang berjihad membela kejahatan, yang berjihat membela kekafiran.
Kami bukanlah anak-anak yang punya potensi mendemo menggalang massa untuk
meneriakkan kemerdekaan dengan “Allahuakbar”, untuk menindas para musuh-musuh
kami dengan kata “Allahuakbar” sedang negara semakin bertengkar antar saudara.
Selamat
Hari Pahlawan Nasioanal, hari ini
pesantren mendapat tantangan yang luar biasa dan hanyalah do'a dari para kiai
dan santri agar masyarakat dan negara dapat terbebas dari kegelapan kebodohan
yang mengkafirkan.
Selamat
Hari Pahlawan Nasioanal, 10 November 2017 M.
0 Response to "Dari Hari Santri Hingga Hari Pahlawan Nasional"
Post a Comment
Terimkasih...