-->

Membaca Psikoligi Sufi

            Sebagai seorang doktor psikologi sosial lulusan Harvard University, Robert Frager, Ph.D telah mendirikan The Institute of Transpersonal Psychology di Palo Alto, pada tahun 1975. Selain itu, Frager mengajar psikologi dan studi agama di University of California, Barkeley, dan University of California, Santa Cruz.
            Buku ini adalah buah tangan yang kedua dari buku Obrolan Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh. Frager selain sebagai mursyid dan penulis buku tasawuf, sehari-harinya mengabdi sebagai Presiden Tarekat Jerrahi California, sudah lebih dari 25 tahun ia menjadi pembimbing spiritual.
            Buku yang berjudul Heart, Self, & Soul: The Sufi Psychology of Growth, Balance, and Harmony, diterjemah oleh Hasmiyah Rauf menjadi “Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh”. Pada mulanya, Frager menggambarkan bahwa sufi (shufi) tidak selamanya identik dengan orang yang tidak mempunyai harta atau miskin secara material yang disebut dengan seorang fakir. Namun, kata fakir (fakir) menurut orang sufi, melainkan mereka yang miskin rohaniah, yang menyadari kebutuhan mereka terhadap Tuhan. Hati mereka hampa dari rasa cinta terhadap segala sesuatu selain Allah.
            Selanjutnya, buku ini mengulas secara tajam antara psikologi Barat dan psikologi sufi. Psikologi sufi berasumsi bahwa manusia tidak lebih dari seongkok tubuh, dan pikiran yang berkembang dari sistem saraf tubuh. Maka, yang terpenting bagi psikologi sufi adalah hati spiritual, tempat intuisi batiniah, pemahaman dan kearifan. Bagi orang sufi, hati menyimpan kecerdasan dan kearifan kita yang terdalam. Ia lokus makrifat, gnosis, atau pengetahuan spiritual.
            Sedang psikologi Barat menggambarkan, bahwa manusia hanya dapat memusatkan perhatian pada keterbatasan manusia dan tendensi neurotik yang memperhatikan pada kebaikan lahiriah saja, dan sifat positif manusia. Sedang hati tidak punya ruang untuk menyingkap sesuatu yang transendental. Bagi psikologi Barat puncak kesadaran kita adalah kesadaran rasional, kemudian dibantah dengan pendekatan psikologi sufi bahwa, kesadaran rasional merupakan kondisi “tidur dalam sadar”. Itu sebabnya, sebagian besar psikologi Barat tidak pernah sampai pada bidang spiritual dan cenderung tertahan pada tingkat jiwa pribadi atau jiwa hewani.
Penulis juga menggambarkan model tasawuf yang linear dan hierarkis, yang banyak ditemukan di belbagai sistem spiritual. Menurut Frager, tasawuf adalah disiplin spiritual bagi semua orang dan semua budaya tanpa kelas dan kasta—yang paling ditekankan hanyalah besarnya ketaqwaan kita kepada yang Mahapencipta. Tasawuf memberikan pendekatan yang sangat holistik terhadap psikologi spiritual, sehingga tidak membenarkan penindasan terhadap kaum minoritas (hlm. 35).

Klasifikasi Ruh  
Frager membagi tujuh tingkatan dalam ruh manusia, sebagaimana yang difirmankan  dalam al-Qur’an, “Telah kusempurnakan kejadiannya (Adam), dan kutiupkan ke dalamnya ruh-Ku” menurut Rumi dalam bukunya Matsnawi, bahwa tingkatan tertinggi ruh manusia—yakni yang maharahasia—adalah percikan dari ruh Tuhan.
Dalam diri manusia ruh itu terdiri dari tujuh tingkatan; (1) Ruh Mineral, di dalam diagram tujuh aspek ruh, ruh mineral merupakan wadah Ilahi yang suci di dalam diri masing-masing kita. Ruh ini tidak pernah memberontak kepada kehendak-Nya, (2) Ruh Nabati, terletak di dalam jantung. Ia mengatur pertumbuhan. Dalam ruh ini terdapat kecerdasan yang luar biasa. Aspek kecerdasan itu dapat ditemukan di dalam struktur otak kita yang terdalam, (3) Ruh Hewani, terletak di dalam jantung dan berhubungan dengan peredaran darah. Ruh hewani mempunyai kekuatan untuk melepaskan kekuatan dan vitalitas. Menurut Dr. Kubler  Ross, ruh hewani adalah sumber motivasi dan kekuatan untuk bertindak.
Yang ke (4) Ruh Pribadi, yang terletak pada otak dan sistem saraf, ruh ini membuat kita mampu merespon dunia di sekeliling kita, (5) Ruh Insani, terletak di dalam hati (qalb),  ruh ini adalah wadah dari belas kasih, keimanan, dan kreativitas, (6) Ruh Rahasia, adalah bagian dari diri kita yang mengingat Tuhan. Ruh rahasia merupakan kecerdasan batiniah yang terletak di jantung batiniah, (7) Ruh Maharahasia (Sirr al-Asrar), mencakup sesuatu yang benar-benar transendental, melampaui ruang dan waktu. Ruh ini merupakan jiwa azali yang ditiupkan oleh Tuhan ke dalam diri Adam (hal.  178).
Setiap manusia memiliki ruh dan hati. Seorang yang beriman bukanlah seorang suci yang sepenuhnya sempurnah. Jika kita mengamati secara genealogis, maka kita dapat melihat manusia memiliki sifat meneral, sifat tumbuhan, hewani, kepribadian, dan yang lainnya. Sebab itulah, dalam puisi Rumi kita diminta untuk bersanding dengan seseorang yang memahami sang hati. Begitu pula Syekh Muzaffer, guru sufi terkenal di Istanbul yang sekaligus guru Frager pernah mengatakan: sibukkan tanganmu dengan melakukan pekerjaan duniawi, dan sibukkan hatimu dengan Allah.
Secara keseluruhan buku ini tidak hanya berbicara masalah hati, jiwa, dan ruh. Dalam buku ini, Robert Frager mampu mengajak kita mereguk makna-makna simbolis pelbagai kisah, dan naratif-puitis. Ia juga lihai meramu berbagai racikan cerita humor sufi, dan menyuguhkan contoh-contoh keseharian yang menyenangkan serta latihan-latihan teratur untuk berhubungan dengan kearifan batiniah dalam diri, membuka hati, melestarikan jiwa, dan lebih dari itu, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan. []
  
Judul Buku: Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh 
Penulis: Robert Frager, Ph.D
Penerjemah: Hasmiyah Rauf
Penerbit: Zaman
Tahun Terbit: Cetakan 1, 2014
Jumlah Halaman: 370 Halaman
ISBN: 978-602-1687-307

0 Response to "Membaca Psikoligi Sufi"

Post a Comment

Terimkasih...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel