BICARA FITRAH
Wednesday, July 10, 2019
Add Comment
03 Juli 2019 M.
Masjid Jendral Sudirman, Yogyakarta
Masjid Jendral Sudirman, Yogyakarta
"Man is the only creature who refuses to be what he is.
"
(Albert Camus)
Sering kalian mendengar bahkan juga, barangkali termasuk yang
kerap mengatakan kata "fitrah" apalagi pada momen hari raya Idul
Fitri. Iya kan? 😝
Apa sih sebenarnya yang kita pahami terkait dengan fitrah. Arti
kata ini kurang lebih adalah asal ciptaan atau asal dibentuk, sesuatu yang
menjadi tabiat bagi manusia. Dalam hadits nabi fitrah diartikan sebuah
kesucian, seperti contoh bahwa bayi terlahir dalam keadaan fitrah (ala
al-Fitrah). Sebab itu, Allah memuliakan kita dengan sebaik-baiknya penciptaan.
Manusia sebagai makhluk memang diciptakan, bukan tidak ada
alasanya, lalu Tuhan memuliakan (mukarram) manusia, yang dibebani dengan
tanggungjawab (mukallaf), dan pada saat itu manusia bisa memilih antara baik
dan buruk (mukhayyar). Apapun yang manusia pilih akan mendapatkan balasan di
akhirat (majzi) sesuai dengan apa yang dipilih, itu adalah khakikat dari
manusia itu sendiri.
Menurut agama Islam, manusia itu memiliki level penciptaan.
Basyar; manusia dalam level jasad atau biologis, Ins; manusia sebagai makhluk
yang beradab, Insan; manusia sebagai makhluk yang layak sebagai khalifah, Nas;
manusia sebagai makhluk kolektif.
Manusia adalah tujuan akhir dari segala penciptaan. Allah
memamerkan penciptaan manusia kepada para malaikat meski malaikat kurang
optimis sih😂 Bahkan
manusia sebagai khalifah di muka bumi, dalam bahasa biologi-nya manusia adalah
puncak evolusi.
Saya kasik tau nih ya, dalam diri manusia, menurut Fahruddin
Faiz (kalau kalian ngaji filsafat setiap malam Kamis) memiliki komponen yang
lengkap, ia disebut sebagai mikrokosmos alam jagat raya. Baik dari unsur
mineral, tumbuhan, hewan, dan bahkan unsur malaikat dan Ilahiah. So, manusia
dari sudut pandang tasawuf adalah cerminan Tuhan di muka bumi (lahutiyah)
melalui ruh manusia itu sendiri, baik jalaliyah/jamaliyah-nya Allah yang
memposisikan diri sebagai wakilnya Allah di muka bumi (khalifatullah fil-ard).
Prespektif kita sangat beragam untuk memahami arti fitrah yang
melekat pada diri manusia, misalkan saja menurut Jabariyah, manusia tidak lain
sebatas wayang, yang sudah ditakdirkan baik dan buruknya oleh Allah. Sekuat
apapun kita berusaha menjadi baik, sekuat apapun kita berusaha untuk meraih surga-Nya
jika Allah mentakdirkan masuk neraka maka itu menjadi sia-sia, tapi jangan
berkecil hati dulu, karena selain pandangan Jabariyah ada pandangan qodariyah
yang mirip dengan behavorisme, yang mengambil kesimpulan sebaliknya bahwa,
dalam diri manusia itu kosong seperti kertas putih. tergantung kita mau mengisi
dengan apa? Pandangan ini hampir sama dengan dualisme yang bisa melihat dari
dua sisi sekaligus, baik dan buruknya tergantung pada diri manusia.
Namun, ada pandangan yang yang memposisikan manusia itu sangat
mulia, yaitu humanisme. Pandangan ini melihat manusia sebagai secara
positif/baik, secara fitrah. Ya, secara fitrah. Jangan nilai secara personalnya
yoo. Karena fitrah manusia menurut Xunzi sebenarnya sebagai makhluk yang jahat,
"Human nature is evil, and goodness is caused by intentional
activity." Yeah, semua tergantung niatnya, gaessss!
Psikoanalisis melihat bahwa manusia disetir oleh dorongan dalam
diri manusia, dorongan itulah yang menentukan kualitas buruk-baiknya manusia.
Maka fitrah manusia itu memiliki kecendrungan yang baik. Ia berakal budi,
bermoral dan berakhlaq, menginginkan keadilan dan kebebasan. Menginginkan
keindahan, kebersihan dan kesucian, terakhir adalah menginginkan keturunan.
Ehem, yang paling terakhir tentu fitrah manusia yang paling kalian mafhu kan?
wkwkwk. Ngak usah jaim deh. Ane tau, karena fitrah kita sama. Sama-sama ingin
punya keturunan.
~Being human is given. But keeping our humanity is a choise~
Yogyakarta, 2019 M.
0 Response to "BICARA FITRAH"
Post a Comment
Terimkasih...